Temu Peneliti Kementerian Agama 2019: Penelitian Harus Berkualitas
  • 21 Agustus 2019
  • 522x Dilihat
  • Berita

Temu Peneliti Kementerian Agama 2019: Penelitian Harus Berkualitas

BLAJ - Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI menggelar Temu Peneliti Agama Nasional, 21-23 Agustus 2018 di Hotel Ciputra Cibubur, Jakarta. Acara tahunan para peneliti Kementerian Agama RI ini mengusung tema “Positioning Peneliti Kegamaan di Era Disrupsi” .

Acara dibuka oleh Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Prof. H. Abd. Rahman Mas’ud, Ph.D yang juga mewakili Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang berhalangan hadir. Dalam sambutannya, Mas’ud menekankan kepada peneliti bahwa hasil penelitian itu bukan hanya kebetuhan peneliti semata, tapi juga bermanfaat untuk masyarakat.

“Peneliti itu dilihat dari hasil penelitiannya, sama dengan bila kita melihat pohon, yang dilihat buah pohonnya. Begitu juga peneliti kita, saya harus memastikan bahwa hasil penelitian kita itu berkualitas dan bermutu. Pada saat yang sama hasil penelitian kita juga bisa dimanfaatkan 100% oleh user. Karena hasil penelitian dan kajian akan dijadikan rekomendasi dan dimanfaatkan oleh pimpinan sebagai landasan utama kebijakan,” tegasnya.

Kaban juga menjelaskan pemilihan tema Temu Peneliti tahun ini bertujuan agar para peneliti Badan Litbang dan Diklat jangan terlalu terdikte atau terpengaruhi dengan hal-hal yang negatif diluar. Dengan kata lain tidak merespon secara negatif keadaan disrupsi.

”Kongkritnya kita bersikap wajar saja terhadap keadaan seperti ini. Jadi selama peneliti itu masih menggunakan akal sehatnya kemudian keep being active, tetap menulis, meneliti, memproduksi hasil penelitian dan kajian dengan tetap berangkat dari semangat literasi dan moderasi, Insya Allah tidak akan terpengaruh,” ujarnya.

Prof. Dr. Alwi Shihab, Ph.D. yang menjadi key note speech dalam kegiatan ini mengatakan peneliti harus jeli bila ingin meneliti sesuatu topik. Harus melihat mana perjalanan sejarah tentang topik tersebut.

“Karena banyak sekali hal-hal yang timbul disebabkan karena adanya perjalanan sejarah yang tidak sesuai dengan inti persoalan, jadi ini yang harus diteliti. Kalo kita mengambil begitu saja tanpa melihat, hasilnya akan tidak maksimal.  Orang yang tidak tahu sejarah, dia akan sulit menjadi peneliti yang objektif,” ujarnya dalam wawancara disela-sela kegiatan Temu Peneliti. 

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan H. Muharam Marzuki, Ph.D., Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, Kepala Puslitbang Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi Nuhammad Zain, Kepala Lajnah Pentasihan Mushaf Al-Quran Dr. Mukhlis Hanafi, Kepala BLAJ, Kepala BLAS, Kepala BLAM dan sekitar 200 undangan yang terdiri dari peneliti di lingkungan Badan Litbang dan Diklat, serta perwakilan peneliti dari IAIN dan UIN.

Pada kegiatan ini, Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ) ikut berpatisipasi dengan membuka pameran buku dan produk hasil penelitian. Peserta Temu Peneliti boleh membawa pulang buku-buku BLAJ sebagai bahan referensi. (Teks/foto: Aris W Nuraharjo)