Ratusan Mahasiswa dan Akademisi Hadiri Dialog Budaya Dalam Moderasi Beragama BLAJ di ITB
  • Humas
  • 2 Mei 2024
  • 125x Dilihat
  • Berita

Ratusan Mahasiswa dan Akademisi Hadiri Dialog Budaya Dalam Moderasi Beragama BLAJ di ITB

Gambar

Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ) menyelenggarakan kegiatan Moderasi Beragama Goes To Campus dengan tema “Dialog Budaya Dalam Moderasi Beragama” bertempat di Auditorium GKU 2 kampus ITB Jatinangor, pada Kamis (2/05/2024). 

Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah mensosialisasikan konsep dari moderasi beragama, yang harapannya melalui kegiatan ini para mahasiswa dan seluruh civitas akademika ITB tidak hanya memahami secara moderasi beragama secara konseptual, tetapi juga dapat mengimplementasikan dalam keseharian. Lebih dari itu, acara ini juga disusun agar dapat menginspirasi mahasiswa untuk bersedia menjadi agen pelopor dalam mengampanyekan moderasi beragama di lingkungan kampus serta masyarakat luas.

Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Arskal Salim, dalam laporan kegiatan menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mensosialisasikan dan mendiseminasikan moderasi beragama kepada seluruh civitas akademika di berbagai perguruan tinggi, baik keagamaan maupun umum. Kali ini diselenggarakan di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan diikuti oleh hampir 400 peserta yang terdiri dari unsur akademisi dan mahasiswa.

“Logika melahirkan ilmu, etika melahirkan norma, estetika melahirkan keindahan”, ungkap Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Suyitno dalam sambutannya. Suyitno mengungkapkan ITB berhasil dalam  mengintegrasikan ketiga konsep tersebut. Lebih lanjut Suyitno mengatakan bahwa tema Dialog Budaya dalam Moderasi Beragama ini bertujuan agar generasi muda mampu merawat budaya lokal di tengah gempuran budaya global saat ini.

“Di ruangan ini, saya melihat berbagai bahasa, suku, bahkan agama yang berbeda-beda. Bagi kita, ini merupakan investasi sosial yang bernilai dan dapat kita manfaatkan sebagai modal sosial untuk membangun identitas sebagai bangsa. Salah satunya adalah melalui pemeliharaan budaya. Hal ini menjadi penting bagi kita untuk bersama-sama mempertimbangkan bagaimana hubungan Anda dengan budaya, terutama jika kita melihat dari perspektif Generasi Z dan milenial. Ada catatan menarik bahwa di antara mereka, banyak yang memiliki sikap yang terbuka terhadap keragaman budaya ini”, tutur Kaban Suyitno.  

Selanjutnya, sambutan disampaikan oleh Direktur Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung (ITB), Prasetyo Adhitama, yang mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama karena telah menyelenggarakan acara moderasi beragama di kampus ITB.

Ia berharap dengan adanya kegiatan ini, pesan-pesan yang nantinya akan disampaikan oleh para pembicara dapat dipahami dan diterapkan oleh para Mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat memperkuat moderasi beragama di lingkungan kampus dan masyarakat.

Kepala Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ), Anshori, menjelaskan bahwa acara ini adalah salah satu program Balai Litbang Agama Jakarta yang merupakan mandat dari Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.

Lebih lanjut, Anshori menjelaskan bahwa Moderasi Beragama Goes To Campus ini sebelumnya telah rutin diadakan oleh BLAJ di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, termasuk Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Islam Bandung, UIN Lampung, dan Institut Pertanian Bogor. Kini, acara tersebut diadakan di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Kegiatan ini juga dihadiri oleh narasumber ahli yang membahas secara mendalam terkait topik "Dialog Budaya dalam Moderasi Beragama," antara lain Lukman Hakim Saifuddin (Menteri Agama RI 2014–2019),. Muhammad Nuruzzaman, (Staf Khusus Menteri Agama Bidang Toleransi, Terorisme, Radikalisme, dan Pesantren),  Yedi Purwanto (Dosen Agama & Etika ITB).

Melalui kegiatan yang diselenggarakan oleh Balai Litbang Agama Jakarta ini, diharapkan mahasiswa dan seluruh komunitas akademik ITB tidak hanya memahami konsep moderasi beragama, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, acara ini diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa menjadi agen perubahan yang mendorong moderasi beragama di lingkungan kampus dan masyarakat secara luas.