RAKOR TIGA BALAI LITBANG AGAMA: RUMUSKAN PENELITIAN KOLABORASI
  • 4 November 2020
  • 530x Dilihat
  • Berita

RAKOR TIGA BALAI LITBANG AGAMA: RUMUSKAN PENELITIAN KOLABORASI

BLAJ-Rapat koordinasi tiga Balai Litbang Agama (BLA Jakarta, BLA Semarang, dan BLA Makassar) yang dilakukan  selama tiga hari di Bandung (1-3/11),  berhasil merumuskan penelitian kolaborasi antar tiga balai yang nantinya dimasukan dalam program kelitbangan tahun 2021. 

Ada tiga penelitian  kolaborasi yang telah disepakati untuk dilakukan pada tahun depan, yaitu; Indeks Pembangunan Pendidikan Agama dan Keagamaan, Buku Pedoman Riset Kebijakan Bidang Pembangunan Agama, dan Modul Moderasi Beragama di Kalangan Generasi Milenial. Konsep penelitian kolaborasi ini nantinya setiap Balai Penelitian Agama (BLA) memilih satu program kegiatan yang disepakati, kemudian melibatkan peneliti pada dua BLA lainnya.

Pembahasan penelitian kolaborasi ini merupakan lanjutan pembahasan pada pertemuan antar tiga balai sebelumnya. Namun pembahasan kali ini lebih fokus lagi dengan menentukan judul penelitian dan pembentukan tim penelitian.

Menurut Kepala Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ) Nurudin,  Pertemuan tiga BLA ini sangat baik bagi perkembangan riset kebijakan bidang agama, selaras dengan tugas fungsi BLA untuk menyiapkan bahan kebijakan, evaluasi kebijakan, maupun pengkajian terhadap isu-isu aktual bidang agama yang semakin kompleks. 

“Koordinasi tiga BLA ini terasa istimewa ditengah tuntutan lembaga riset untuk kolaborasi dan lebih cepat merespons kebutuhan kebijakan melalui penelitian  pengembangan, dan pengkajian. Kita dorong akselerasi menyelesaikan problem-problem besar bidang agama dan keagamaan, serta akan kita perkuat produk yang bisa menjawab tantangan strategis Kementerian Agama untuk pembangunan bangsa Indonesia,” ujar Nurudin yang tahun ini ditunjuk sebagai tuan rumah kegiatan Rakor Tiga BLA Kementerian Agama. 

Hal yang sama juga dikatakan Kepala Balai Litbang Agama Semarang (BLAS) Samidi. Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya semata-mata untuk mengejar target serapan. Tapi ada tujuan yang lebih jauh dari itu, yaitu menjadi ajang silaturahmi sesama peneliti dan pegawai BLA yang mungkin belum kenal, karena beda generasi atau angkatan masuk jadi ASN. Serta untuk konsolidasi kegiatan penelitian dan pengembangan ke-tiga BLA agar tidak terjadi tumpang tindih kegiatan.

“Kegiatan  ini juga merupakan ajang para peneliti mengekspresikan gagasan dan ide-ide cemerlangnya yang kadang-kadang tidak tersalurkan di level kegiatan di Puslitbang. Harapan saya, kegiatan ini perlu dilanjutkan dan dikembangkan. Karena kegiatan ini banyak memberikan manfaat bagi peningkatan mutu dan kualitas hasil penelitian di tiga BLA. Dengan karakter dan spesialisasi dari para peneliti di tiga BLA, akan menghasilkan kolaborasi yang apik dan hasil penelitian yang me-nasional,” tutur Samidi. 

Sedangkan Kepala Balai Litbang Agama Makassar (BLAM) Saprillah sangat mengapresiasi pertemuan tiga BLA ini. Menurutnya,  tiga BLA  merupakan representasi wilayah Indonesia; bagian barat, tengah, dan timur yang memiliki ciri khas permasalahan dalam pengembangan riset.  Dengan adanya penelitian kolaborasi tiga BLA diharapkan  akan menghasilkan output yang berkualitas. Sehingga bisa memberikan kontribusi maksimal bagi pemangku kebijakan dan masyarakat luas. 

Saprillah menyadari, setiap peneliti memiliki mazhab atau ideologi tertentu pada saat riset lapangan. Namun, dari beragam mazhab yang dianut para peneliti , dia berharap ada suatu metode riset kebijakan yang menjadi rujukan ketika akan menulis laporan penelitian.

“Karena itu, kita semua berharap, buku pedoman riset kebijakan yang kita buat nanti, tidak hanya dirujuk oleh Peneliti BLAM dan di lingkungan Badan Litbang saja, tetapi juga menjadi rujukan peneliti di seluruh Indonesia,” imbuh Pepi, sapaan akrab Saprillah.

Kegiataan Rapat Koordinasi Tiga Balai Litbang Agama, Badan Litbang dan Diklat Kementarian Agama yang dilakukan di Hotel G.H. Universal Hotel, Bandung, 1-3 November 2020, ini dihadiri juga oleh Kepala Kanwil Kemenag Jawa Barat Adib, serta perwakilan peneliti  dan pegawai dari BLAJ, BLAM, dan BLAS. 

Teks: Aris W Nuraharjo/foto: Herimuk