Pengumpulan Data BLAJ: Mendalami Nilai-Nilai Moderasi Beragama Dari Tradisi Lokal di Jawa Barat
  • Humas
  • 22 Februari 2024
  • 121x Dilihat
  • Berita

Pengumpulan Data BLAJ: Mendalami Nilai-Nilai Moderasi Beragama Dari Tradisi Lokal di Jawa Barat

Gambar

BLAJ, 21/02/2024 — Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ) telah memulai kegiatan Pengumpulan Data Bahan Kebijakan Transmisi Nilai-nilai Moderasi Beragama Berbasis Tradisi Masyarakat di Wilayah Jawa Barat. Kegiatan ini, berlangsung dari 20 hingga 23 Februari 2024, melibatkan akademisi peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Objek pengumpulan data melibatkan berbagai tradisi lokal, seperti Ritual di Kampung Mahmud di Kabupaten Bandung, Pawai Jampana di Kota Bandung, Revitalisasi Babaritan di Pamanukan Subang, Seren Taun di Cigugur Kuningan, Tradisi Sedekah Bumi Betawi Katolik Kampung Sawah di Bekasi, Tradisi Tujuh Poe Atikan di Purwakarta, Persaudaraan Tionghoa Sunda Gie Say di Sukabumi, serta Kesenian Wayang Potehi & Wayang Daun di Depok.

Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk mengetahui karakteristik tradisi lokal sebagai transmisi kebijakan Moderasi Beragama. Serta, untuk memahami sejauh mana tradisi lokal mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan perilaku beragama masyarakat.

Kepala Balai Litbang Agama Jakarta, Samidi, menjelaskan bahwa output yang diharapkan dari kegiatan ini berupa Bahan Kebijakan (Policy Paper) untuk Kementerian Agama. Dokumen tersebut akan merinci karakteristik tradisi lokal sebagai transmisi kebijakan Moderasi Beragama dan memberikan rekomendasi untuk penguatan pandangan, sikap, dan perilaku beragama masyarakat berbasis tradisi lokal.

Reza Perwira, ketua tim Kegiatan menyampaikan beberapa Rumausan Masalah  dalam kegiatan ini diantaranya pentingnya tradisi lokal sebagai pendukung dan alat transmisi kebijakan moderasi beragama, serta dampaknya pada pengetahuan, sikap, dan perilaku beragama masyarakat. Ia juga menekankan penguatan nilai komitmen kebangsaan, toleransi antar-agama, serta peran meredam konflik dan radikalisme. Selain itu, Reza menyoroti kontribusi tradisi lokal dalam memperkuat relasi budaya-agama dan mendukung pengembangan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, ekonomi kreatif, dan pariwisata.