Penandatanganan Nota Kesepahaman Kerjasama Penelitian Antara BLAJ dengan MANASSA
  • 25 Februari 2020
  • 485x Dilihat
  • Berita

Penandatanganan Nota Kesepahaman Kerjasama Penelitian Antara BLAJ dengan MANASSA

BLAJ - Kepala Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ) Nurudin dan Ketua Umum Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) Munawar Holil menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) kerjasama penelitian. Penandatanganan tersebut dilakukan di sela kegiatan  Evaluasi Studi Awal dan Pembekalan Administrasi Penelitian Tradisi Keagamaan Dalam Manuskrip di Hotel Sofyan Jakarta, Senin (24/02/2020).

Bagi BLAJ dan Manassa ini merupakan kerjasama penelitian yang kedua, sebelumnnya kerjasama dilakukan pada tahun 2017. Dalam sambutannya, Nurudin menyambut gembira bisa bekerjasama dengan Manassa.  Menurutnya, kerjasama dengan Manassa sebenarnya sudah lama direncanakan, namun baru bisa resmikan melalui penandatangan MoU sekarang. “Saya membayangkan jika ada kerjasama berkelanjutan maka akan ada banyak hal yang bisa dilakukan.  Khususnya untuk penelitian manuskrip dan naskah-naskah kuno. Tentunya dengan kolaborasi ini,  kedua lembaga akan  lebih optimal dalam melakukan penelitian,” ujar Nurudin.

Hal yang sama juga dikatakan Munawar Holil. Menurutnya, Manassa  telah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak (Lembaga) untuk Bersama-sama merawat, melestarikan dan mengembangkan perhatian pada manuskrip nusantara. Semua itu diwujudkan dengan berbagai kegiatan  terkait manuskrip. Seperti penelitian, pelatihan (workshop), seminar (symposium), dan sosialisasi manuskrip nusantara. “Sejak 1996, Manassa telah bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional RI. Kemudian pada 2017 Manassa menandatangani MoU dengan Badan Bahasa dan juga Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ).  Pada 2019, MoU  dengan  IHDN Denpasar dan IAIN Jember. Tahun ini Manassa kembali menandatangani kerjasama dengan BLAJ. Jadi, kalau  dengan BLAJ, ini MoU kedua kali. Karena MoU pertama (2017) hanya berlaku satu tahun,” tutur Munawar Holil atau biasa disapa Kang Mumu.  (teks: Aris W Nuraharjo/foto: Heri Setiawan)