Kapus Litbang LKKMO Apresiasi Penelitian Tradisi Lisan BLAJ
  • 3 Oktober 2020
  • 684x Dilihat
  • Berita

Kapus Litbang LKKMO Apresiasi Penelitian Tradisi Lisan BLAJ

BLAJ-Kapus Litbang LKKMO Balitbang dan Diklat Kementerian Agama Arskal Salim GP sangat mengapresiasi  hasil penelitian tradisi lisan yang dilakukan Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ). Dengan waktu penelitian yang tidak terlalu panjang, ditambah  keadaan pandemi Covid-19, namun peneliti BLAJ  mampu menghasilkan penelitian yang maksimal dan sangat berguna bagi masyarakat. 

“Acara ini menunjukan bahwa kegiatan penelitian tahun 2020 dapat dikerjakan on-time dimasa pandemi, ini merupakan hal yang luar biasa. Semoga produk penelitian ini bisa kita manfaatkan dengan baik. Kemudian hasil dari kegiatan ini bisa dihasilkan diseminasinya secara online (online engagement), sehingga kita bisa menghadirkan tayangan moderasi beragama singkat di media sosial, “ ujar Arskal Salim GP ketika menjadi pembicara dalam kegiatan  Seminar Hasil Penelitian Tradisi Lisan Keagamaan Di Kampung Adat di Hotel Santika Bekasi. 

Arskal Salim berkeinginan Litbang Kemenag terus mengangkat tradisi yang telah ada dan hidup di masyarakat. Dengan pendekatan-pendekatan etnografi yang mana masyarakat itu sendiri memaknai adat-adat yang bisa berdampingan dengan agama.
  
“Bagi saya ini menunjukan betapa apa yang dilakukan oleh BLAJ merupakan langkah konkret yang bisa diselaraskan dengan visi dan misi Kementerian Agama,” ujarnya.

Apresiasi yang sama juga diberikan Ketua Umum Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Pudentia MPSS yang menjadi narasumber kegiatan ini. Menurutnya, apa yang dilakukan peneliti BLAJ sangat serius meski waktunya singkat.

“Untuk penelitian ini saya kasih apresiasi, pertama karena penelitian ini bukan ecek-ecek,  penelitian sangat serius dan berani masuk ke masyarakat adat.  Bila ada kekurangan itu hal yang wajar, pasti semua ada kekurangan.  Tapi kekurangan ini tidak mempengurangi hasil penelitian karena sifatnya situasional.  Karena penelitian dilakukan saat pandemic covid-19 dan waktu yang singkat. Kedua, ini masih penelitian pertama, saya merekomendasi pada penelitian lanjutan bisa menjadi pelengkap dari penelitian sekarang. Karena penelitian ini pasti berguna bagi masyarakat luas,” ujar Pudentia MPSS yang juga Dosen FIB Universitas Indonesia. 

Pudentia MPSS mengatakan tradisi lisan juga terbukti telah berperan tidak saja dalam menjaga marwah suatu bangsa, tetapi juga mampu  menciptakan industri kreatif. Keragaman tradisi merupakan kekayaan kultural yang penting dijaga keberlangsungannya sesuai dengan situasi dan kondisi masa kini. Karena tradisi, seperti ritual adat, seni pertunjukan, hingga sastra lisan yang diwariskan turun-temurun tersebut, berisi banyak petuah kebaikan tanpa menggurui.

“Marwah itu mempertinggi peradaban. Jadi kalo  nilai-nilai tradisi lisan  bisa dijunjung  dan dilestarikan,  lalu masyarakat, terutama generasi mudanya memiliki karakter  berdasar pada tradisinya tersebut maka ketika ada pengaruh budaya luar  mereka (masyaratak adat-red)  sudah kuat dan tidak terpengaruh,” ujarnya. 

Sedangkan Kepala Balai Litbang Agama Jakarta Nurudin dalam sabutan pembukaan kegiatan mengatakan bahwa BLAJ sedari awal konsen agar kebudayaan dan keagamaan bisa berjalan dengan sangat baik. 

“Kami secara nyata telah menghadirkan panduan tradisi lisan untuk madrasah-madrasah di Wilayah Banten. Sedangkan kajian penelitian tentang tradisi lisan ini merupakan hal yang baru untuk wilayah Banten dan lokus lainnya. Ini akan menjadi suatu legacy yang akan bisa diseminasikan dan kembangkan dalam dunia pendidikan,” jelas Nurudin.

Ada 11 tradisi lisan dari 11 lokasi kampung adat yang menjadi lokasi penelitian ini. Yaitu; Tradisi Bubur Suro di Rancakalong  Sumedang, Tradisi Ritual Tutup Tahun Ngemban Tahun Baru 1 Sura Di Masyarakat Adat Kampung Cireundeu  Cimahi, Tradisi Prah-Prahan Di Kasepuh an Cisungsang Le ak Banten, Tradisi Bahasa Kampung Sawah Desa Dharmasari Bayah, Tradisi Ngembang di Kasepuhan Ciherang Lebak Banten, Tradisi Ngarot di Desa Lelea  Indramayu, Tradisi Cikahuripan dan Kawin Cai di Kabuyutan Ciela Garut, Tradisi Pongokan di Kampung Urug  Bogor, Tradisi Hajat Sasih di Kampung Naga  Tasikmalaya, Tradisi Nyuguh di Kampung Kuta  Ciamis, Tradisi Syawalan dan Haolan di Benda Kerep Cirebon. 

Kegiatan yang dilakukan selama tiga hari, Kamis-Sabtu (01-03 Oktober 2020) diikuti sekitar 30 peserta yang terdiri dari pelaku adat di 11 wilayah penelitian, akademisi, peneliti dan pegawai di lingkungan BLAJ.  Sebagai narasumber Ketua Umum Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Pudentia MPSS, Dewan Pembina Asosiasi Tradisi Lisan Mukhlis PaEni, Ketua Asosiasi Tradisi Lisan Provinsi  Jawa Barat Ruhaliah, Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Obing Katubi dan Alie Humaedi, dan akademisi IAILM Suryalaya. Protokol kesehatan dilakukan secara ketat dalam kegiatan seminar ini.

Teks: Aris W Nuraharjo/Foto: Nopem