Kaban Berharap Moderasi Beragama  Dapat Jembatani Keanekaragaman dan  Memaksimalkan Potensi Daerah
  • Humas
  • 8 Mei 2024
  • 35x Dilihat
  • Berita

Kaban Berharap Moderasi Beragama Dapat Jembatani Keanekaragaman dan Memaksimalkan Potensi Daerah

Gambar

Instrumen di Moderasi Beragama diharapkan dapat menjembatani keanekaragaman dan potensi  daerah, khususnya yang ada di Palembang. Hal ini dikatakan Kepala Badan  Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Suyitno ketika membuka kegiatan Moderasi Beragama Goes To Campus di Gedung Program Pascasarjana, Universitas Sriwijaya (UNSRI) Palembang,  Rabu (8/05/2024).

“Sumatera Selatan, khususnya Palembang memiliki keanekaragaman dan bisa menjaga kerukunan antar umat maupun antar suku. Disini juga banyak sekali kearifan lokal dengan ke khassannya,” ujar Suyitno.

Kaban menambahkan Kearifan lokal banyak datang dari Palembang. Hampir semua suku Indonesia ada disini. Meskipun warganya heterogen namun tetap rukun. Keragaman ini melahirkan banyak budaya. Hal ini bisa menjadi menjadi kebanggan masyarakat Sumatera Selatan. 

“Mengapa budaya kita angkat? Kalau kita baca bukunya Koentjaraningrat, dari sekian sistem budaya, salah satunya ekonomi. Maka ekonomi lokal memiliki peran penting dalam penetrasi suatu budaya. Kearifan lokal dalam bentuk food industri, salah satunya adalah makanan pempek yang sudah dikenal luas sampai beberapa negara. Pempek salah satu original local food-nya Palembang,”  tuturnya Kaban.

Suyitno menjelaskan bahwa kearifan lokal dalam bentuk food industri seperti itu menjadi investasi ekonomi dunia. Hal ini dapat memberikan dampak yang sangat serius bila  dibuat go internasional from local to global.  Bentuknya memang local food tetapi itu bisa menjadi internasional food.

“Kita bisa mengangkat beberapa potensi kearifan lokal, terutama dikontekstualisasi dengan persoalan ekonomi. Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi zakat yang besar, kedua hal itu bisa dianggap sebagai sebuah potensi untuk pemberdayaan ekonomi umat. Maka Baznas perlu menjadi pendamping untuk memperkuat pergerakan ekonomi tersebut,” ungkapnya.

Sedangkan Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sriwijaya Palembang (FISIP UNSRI), Alfitri  dalam sambutannya mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan Moderasi Beragama Goes To Campus di UNSRI.  Karena ini kegiatan pertama yang dilakukan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, melalui Balai Litbang Agama Jakarta dengan Universitas Sriwijaya melalui Fisip UNSRI. 
“Kerja sama ini kami sangat apresiasi, karena baru pertama kali kita melakukan kerja sama dengan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.  Acara ini merupakan manisfestasi kolaborasi antar Kementerian,” ungkapnya.

Menurutnya, Moderasi Beragama sebagai sebuah bentuk sikap dan perilaku  dalam menempatkan posisi yang moderat, berada di tengah-tengah, tidak radikal, tetapi juga tidak lemah. Maka dari itu acara ini akan sangat membantu  di dalam membentuk keragaman di atas keharmonisan. Alfitri menambahkan sebenarnya Moderasi Beragama sudah ada sejak jaman Sriwijaya.

“Mengapa Kerajaan Sriwijaya ini bisa kuat?, karena di topang oleh dua faktor utama, yaitu keluwesan dan keuletan. Keluwesan inilah sebetulnya Moderasi Beragama, maka kerajaan ini bisa bertahan tujuh abad. Indonesia itu adalah negara yang majemuk, masyarakat yang heterogen, di tengah-tengah itu kita harus hidup berdampingan secara harmonis,” pesan Alfitri.

Dia berharap kegiatan Moderasi Beragama Goes To Campus  bisa membangkitkan semangat harmonisasi, terutama di kalangan mahasiswa untuk bisa mengedepankan kebersamaan di tengah-tengah keberagaman dan menjaga toleransi beragama. 

Hal yang sama dikatakan  Sekretaris Balitbang Diklat Kementerian RI Arskal Salim saat menyampaikan dalam laporan kegiatan. Dia  menjelaskan bahwa tema acara ini merupakan salah satu pilar moderasi beragama, yakni kearifan lokal. Menurutnya m bahwa Baznas berperan penting dalam mendukung perekonomian umat.

Moderasi Beragama Goes To Campus di Universitas Sriwijaya kampus Palembang mengambil tema “Kearifan Budaya Lokal Perkuat Perekonomian Umat”.  Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 400 mahasiswa UNSRI. Kegiatan diisi talkshow dengan narasumber Direktur Pendayagunaan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Eka Budhi Sulistyo, Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unsri Husni Thamrin dan Ketua FKUB Prov. Sumsel K.H. Mal’an Abdullah. Ada juga penampilan drama teatrikal dari Sriwijaya Teater dan Basar dari BAZNAS Sulawesi Selatan.