Jurnal Religious Policy (REPO) Gelar Diskusi Strategi Pengelolaan Jurnal Profesional
BLAJ, Jakarta- Jurnal Religious Policy (REPO): Jurnal Kebijakan Keagamaan, yang diterbitkan Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ) mengadakan diskusi bertema "Strategi Menuju Pengelolaan Jurnal Profesional" di Jakarta, Kamis (5/12). Kegiatan ini diikuti akademisi perguruang tinggi, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), pengelola jurnal di lingkungan Kementerian Agama, dan pegawai Balai Litbang Agama Jakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas ilmiah di lingkungan Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia kementerian Agama RI (BMBPSDM), khususnya di Balai Litbang Agama Jakarta.
Narasumber yang hadir dalam kegiatan ini adalah Rena Latifa, editor Jurnal JP3I, membahas topik "Mengelola Jurnal yang Baik dan Profesional", serta Azkia Muharom Albantani, pengelola jurnal di UIN Jakarta, yang menyampaikan materi tentang "Tips Mendapatkan Artikel Berkualitas".
Dalam paparannya Rena Latifa menekankan pentingnya mengubah pola pikir dalam pengelolaan jurnal. Menurutnya, pengelola jurnal harus memahami dasar-dasar dan strategi yang baik untuk menciptakan konten yang berkualitas.
Ia juga menekankan pentingnya visi yang jelas dalam pengelolaan jurnal, baik untuk mengejar akreditasi tinggi atau untuk tahap-tahap awal pengembangan. Evaluasi produktivitas jurnal, seperti jumlah pengunjung dan artikel yang diterbitkan, perlu menjadi perhatian utama.
“Peningkatan kualitas jurnal memerlukan penguatan tata kelola, SDM, substansi, promosi, benchmarking jurnal serumpun, dan periksa kesiapan secara berkala. Semua langkah ini harus dilakukan secara konsisten untuk mencapai visi besar jurnal dan mendorongnya ke level yang lebih tinggi, baik nasional maupun internasional,” ujar Rena yang juga dosen di Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sedangkan Azkia Muharom Albantani, mengatakan bahwa mengelola jurnal hingga mencapai level internasional bukanlah tugas yang mudah, proses ini membutuhkan dedikasi dan upaya besar, terutama dalam memastikan setiap artikel yang diterima memenuhi standar yang ditetapkan. Faktanya, banyak artikel yang masuk sering kali belum sesuai dengan kriteria yang diharapkan.
“Jurnal REPO merupakan kekuatan besar yang harus dipertahankan dan sudah mulai mengarah ke standar berbahasa Inggris. Saya kira ini bisa menjadi salah satu kekuatan kita, bukan hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari kontribusi luar negeri,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya menjaga kualitas artikel yang diterbitkan, serta memberikan insentif yang relevan bagi penulis. Selain itu, kolaborasi dengan penulis luar negeri dan penggunaan template yang sesuai juga dapat membantu menjaga kualitas jurnal. Untuk mempromosikan jurnal, ia menyarankan memberikan insentif seperti hadiah atau sertifikat, serta melibatkan reviewer internasional untuk meningkatkan kualitas jurnal dan menarik perhatian pembaca.
“Pengelolaan jurnal yang profesional membutuhkan upaya yang konsisten dalam memperbaiki tata kelola, SDM, substansi, serta promosi. Dengan visi yang jelas dan strategi yang terarah, Jurnal REPO diharapkan dapat berkembang menjadi jurnal berkualitas yang memberikan dampak positif bagi ilmu pengetahuan, baik di tingkat nasional maupun internasional,” tuturnya.
Kepala Balai Litbang Agama Jakarta Irharson dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas inisiatif Jurnal REPO dalam memperkuat pengelolaan jurnal ilmiah. “Diskusi seperti ini menjadi ruang penting bagi pengelola jurnal untuk saling berbagi pengalaman dan memperbaiki kualitas manajemen jurnal menuju akreditasi yang lebih baik,” ujarnya.
Diskusi ini juga menjadi ajang bertukar pengalaman bagi pengelola jurnal di lingkungan Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Agama. Selain itu, para peneliti dari BRIN yang hadir turut memberikan masukan tentang pentingnya inovasi dalam penyusunan artikel ilmiah agar lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Acara ditutup dengan sesi diskusi interaktif yang memberikan ruang bagi peserta bertanya dan berdialog langsung dengan narasumber. Dengan semangat kolaborasi dan profesionalisme yang terus ditingkatkan, Jurnal REPO diharapkan dapat menjadi model pengelolaan jurnal ilmiah yang unggul di masa mendatang.