BLAJ Melakukan Mengukuran Tingkat Literasi Digital Penyuluh Agama di enam provinsi
Untuk
mengukur seberapa tinggi tingkat
literasi digital penyuluh agama di lingkungan Kementerian Agama, pada Maret
hingga April 2023 Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ) melakukan kegiatan Evaluasi Profesionalisme dan Literasi
Digital Penyuluh Agama. Kegiatan ini dilakukan di enam provinsi,
yaitu: DKI Jakarta, Jawa Barat,
Banten, Lampung, Bangka Belitung
dan Sumatera Utara.
Menurut
Kepala Balai Litbang Agama Jakarta Samidi, selain untuk mengukur tingkat literasi digital
penyuluh agama, evaluasi ini juga untuk mengidentifikasi faktor-faktor penting
yang mempengaruhi tingkat literasi digital penyuluh agama.
“Hasil
yang diharapkan dari evaluasi ini adalah tersedianya gambaran tentang tingkat
literasi digital penyuluh agama, yang dapat digunakan sebagai bahan perumusan
kebijakan peningkatan kompetensi digital penyuluh agama sebagai bagian dari
pengembangan profesionalisme penyuluh agama di lingkungan Kementerian Agama,”
ujarnya dalam laporan kegiatan Penyusunan
Hasil Evaluasi dan Pelaporan Kebijakan: “Evaluasi Profesionalisme dan Literasi
Digital Penyuluh Agama” di Cibubur, Senin (22/5/2023).
Samidi
juga menjelaskan nantinya hasil evaluasi ini akan dituangkan dalam makalah
kebijakan, yang selanjutnya didistribusikan pada pemangku kebijakan di lingkungan Kementerian
Agama.
Hal
senada dikatakan Kepala Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kemenag RI
Nurudin, menurutnya penyuluh agama merupakan
jabatan kritikal. Karena setidaknya ada
lima area bidang agama menjadi tugas penting
penyuluh agama, yaitu terkait dengan pendidikan agama dan pendidikan
keagamaan, peningkatan kualitas kehidupan beragama, peningkatan kualitas
kerukunan umat beragama, peningkatan kualitas penyelenggaraan badah haji,
perwujudan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
“Program-program
strategis Kementerian Agama sangat bergantung kepada penyuluh agama. Penyuluh
harus memiliki profesionalisme dan loyalitas. Dengan ada data hasil evaluasi
ini akan menjadi pendukung transformasi
SDM menjadi ASN terbaik. Kita punya SDM dalam jumlah banyak dimana ini
merupakan modal yang penting untuk meningkatkan kemajuan masyarakat,” ujar
Nurudin yang juga menjadi narasumber kegiatan ini.
Kapuslitbang
Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI Arfi
Hatim yang juga menjadi narasumber, sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan BLAJ. Karena dapat menjadi bahan evaluasi kedepan dan bisa
mendata berapa penyuluh yang paham dan tidak paham platform digital.
“Penelitian
ini sudah dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan rekomendasi
kebijakan.
Kegiatan ini diharapkan dapat menggambarkan hasil yang dapat dimanfaatkan oleh
pihak yang berkepentingan,” ujarnya
Sedangankan
Kepala Pusat Diklat Tenaga Teknis Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI
Mastuki mengatakan hasil evaluasi yang dilakukan BLAJ bisa membantu menentukan kebijakan
program Kementerian Agama di level unit
teknis, baik di Direktorat Jendral
maupun bimas-bimas agama, terkait dengan
pelatihan SDM yang tepat untuk dapat
menjawab solusi tersebut.
“Meskipun
hasil evaluasi ini menunjukan literasi
digital masuk katagori menengah, namun belum menjawab secara keseluruhan
potensi keadaan sebenarnya di penyuluh agama. Ini karena evaluasinya dilakukan hanya
di enam provinsi. sementara kita memiliki jangkauan dan wilayah dengan
karasteristik dan kearifan lokal di masing-masing daerah yang
luas, tentu hasilnya akan berbeda, oleh karena penelitian
ini bisa ditindaklanjuti ke wilayah yang lebih luas,” pesan Mastuki.
Hadir
juga dalam kegiatan ini sebagai narasumber adalah Kasubdit Penyuluh Agama Islam Amirullah, M, Konsultan
IT Rustamaji, peneliti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Abdurrahman Shaleh, dan
peneliti BRIN Rudy Harisyah Alam.
Kegiatan Penyusunan
Hasil Evaluasi dan Pelaporan Kebijakan: “Evaluasi Profesionalisme dan Literasi
Digital Penyuluh Agama ini dilakukan selama tiga hari (22-24/5/2023). Dikuti sekitar 50 peserta yaitu perwakilan
penyuluh agama dari Provinsi Sumatera
Utara, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, dan Jakarta, perwakilan penyuluh agama dari Bimas Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu,
Buddha, Konghucu, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian
Agama di Jabodetabek dan pegawai BLAJ.