BLAJ Gelar FGD Terkait Cakap Digital dan Ekspose Siswa MA terhadap Konten Negatif Media Sosial
  • BLA Jakarta
  • 12 Juni 2024
  • 220x Dilihat
  • Berita

BLAJ Gelar FGD Terkait Cakap Digital dan Ekspose Siswa MA terhadap Konten Negatif Media Sosial

Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ) menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) mengenai tingkat kecakapan digital dan ekspose para siswa Madrasah Aliyah (MA) terhadap konten negatif di media sosial yang dilaksanakan di Hotel 101 Urban Thamrin, Jakarta, pada Rabu (12/06/2024).

Kegiatan dibuka oleh Plt. Kepala Balai Litbang Agama Jakarta, Haris Burhani. Dalam sambutannya, Haris mengatakan bahwa hampir setengah penduduk Indonesia telah berinteraksi dengan media sosial, dan teknologi digital yang sedemikian masif tersebut sudah masuk ke dalam dunia pendidikan khususnya di Madrasah, hal ini tentu menimbulkan peluang dan tantangan.

“Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana siswa Madrasah Aliyah negeri maupun swasta dari segi penggunaan media sosialnya apakah untuk kegiatan yang positif atau negatif dan keterpaparannya mengenai konten-konten negatif”, ujar Haris Burhani saat memberikan arahan pada kegiatan tersebut.

Haris juga menambahkan bahwa hal ini juga terkait dengan empat pilar kecakapan digital yang digencarkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang terdiri dari digital skill, digital ethics, digital safety, dan digital culture. Keempat pilar tersebut merupakan pondasi untuk berinteraksi dengan teknologi digital secara produktif, aman, dan bertanggung jawab.

Haris, berharap kegiatan ini menjadi wadah terbuka untuk berbagi pengalaman, terutama bagi Balai Litbang Agama Jakarta, dalam memperkuat kerjasama dengan Kominfo, Siberkreasi, dan KSKK Madrasah. Kegiatan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, terutama untuk siswa Madrasah Aliyah dan organisasi keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah. Tujuannya adalah menjalin kerjasama dalam sosialisasi literasi digital yang akan dilanjutkan dengan kajian terkait.

Hadir narasumber pada kesempatan ini Kasubdit Kesiswaan Direktorat KSKK Madrasah, Ditjen Pendis Kementerian Agama, Imam Buchori. Ia menyampaikan beberapa kebijakan Kemenag dalam membekali peserta didik agar dapat menghindari berbagai konten negatif di media sosial.

 “Diharapkan dari riset ini dapat diarahkan kepada sejauh mana ketahanan siswa menetralisir pengaruh negatif media sosial”, ujar Imam Buchori.

Gambar

Ia juga menyampaikan, Konten negatif dapat dikelola agar dapat bermakna positif, oleh karena itu perlu dibekali kemampuan analisis siswa sehingga media sosial dapat dimanfaatkan secara positif. Moderasi Beragama juga berperan penting dalam hal ini, karena moderasi beragama adalah perspektif yang dapat masuk kedalam semua kebijakan. 

Hadir juga narasumber lainnya Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Bambang Tri Santoso. Dalam pemaparannya ia menyampaikan jenis-jenis konten negatif di sosial media salah satunya adalah perundungan di dunia maya atau biasa disebut cyber bullying. 

“Tindakan agresif seseorang atau sekelompok orang terhadap orang lain yang lebih lemah secara fisik maupun mental dengan menggunakan media digital ini juga banyak terjadi kalangan anak muda para pelajar di sekolah”, ujarnya. 

Narasumber lain yang hadir pada kegiatan kali ini diantaranya Hamas Nahdly  selaku Wakil Ketua Umum Siberkreasi yang membahas berbagai hasil riset terdahulu mengenai Literasi Digital di Indonesia. Topik yang diangkat mencakup perkembangan literasi digital di kalangan masyarakat, tantangan yang dihadapi, serta upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan digital di seluruh lapisan masyarakat. 

Kegiatan ini menghadirkan para pakar dari berbagai lembaga, seperti para peneliti BRIN, PBNU, Cyber Kreasi, Kementerian Kominfo, Polda Metro Jaya, dan Direktorat KSKK, Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama.

Kegiatan ini menjadi bagian penting dari upaya Kementerian Agama dalam memberikan upaya pencegahan mengenai konten-konten negatif yang ada di media sosial utamanya yang menyasar Siswa di Madrasah, dengan penerapan moderasi beragama dan kebijakan-kebijakan lainnya.