BLAJ Akan Mengkatalogkan 82 Manuskrip Sejarah Lampung
BLAJ (Lampung) - Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ) tahun ini akan menyusun katalog 82 manuskrip sejarah yang ada di Lampung. Katalog ini nantinya diharapkan dapat mendokumentasikan warisan budaya dan mendorong pengembangan penelitian tentang naskah kuno. Hal ini dikatakan Kepala Balai Litbang Agama Jakarta Nurudin saat membuka kegiatan penyusunan draf manuskrip Lampung di Bandar Lampung, Rabu (7/4/2021).
Nurudin mengatakan penelitian naskah kuno atau manuskrip Lampung telah dilakukan sejak 2009. Dari 82 naskah manuskrip di Lampung, 32 diantaranya berasal dari museum Lampung sementara sisanya masih berada di tangan masyarakat Lampung.
“Penerjemahan manuskrip di Lampung ini merupakan Program kolaboratif antara KL (kementerian lembaga) dan pemerintah daerah. Kami tidak bisa jalan sendiri, Karena misalnya di Lampung harus ada ahli bahasa Lampung, ahli bahasa untuk menerjemahkan naskah-naskah klasik ini. Kemudian ada museum yang mengkoleksi, meskipun jangkauan nya tidak hanya di museum. Tapi juga naskah banyak belum tergali yang ada di masyarakat,” tutur Nurudin.
Dia juga mengatakan manuskrip Lampung berasal dari banyak kategori. Maka nantinya dalam isi katalog berisikan summary berdasarkan keagamaan, adat, politik, bisa di kategorikan. “Dalam prosesnya nya dengan pengkajian dari balai bahasa dan kampus, museum termasuk kami ini ada peneliti lektur BLAJ yang mengkaji naskah-naskah klasik,” tegasnya.
Peneliti BLAJ yang juga ketua tim peneliti ini, Zulkarnain Yani mengatakan manuskrip Lampung kebanyakan mengenai agama, politik, Ekonomi, bahkan medis. Ditemukan seperti mantra dan simbol-simbol hewan
“Kebanyakan naskah yang di masyarakat ditemukan di Lampung Barat, dan Lampung Timur. Sementara Bandarlampung merupakan manuskrip dari Museum Lampung. Jadi sebaran manuskrip ini banyak di Liwa, Lampung Barat dan Lampung Timur. Data ini dituliskan di lembaran kayu yang kalau kami prediksi beberapa ratus tahun lalu,” ujarnya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Museum Lampung Ruwa Jurai Budi Supriyanto menuturkan, Museum Lampung menyimpan 43 koleksi naskah kuno yang ditulis di berbagai media. Selain kulit kayu, sejumlah manuskrip itu ditulis pada media bambu, tanduk hewan, ataupun kertas.
“Salah satu naskah kulit kayu yang telah diterjemahkan adalah naskah yang ditemukan di Kabupaten Lampung Timur. Naskah kuno itu terdiri atas 42 halaman yang isinya ditulis dengan aksara Lampung kuno disertai dengan gambar (rajah). Sebagian besar isi naskah kuno itu adalah mantra-mantra pengobatan,” jelas Budi
Budi juga menambahkan, selama ini pihaknya juga telah berupaya menerjemahkan naskah kuno tersebut. Namun, upaya penelitian terkendala minimnya ahli. Selain itu, sebagian naskah juga ditemukan dalam kondisi sepenggal-sepenggal sehingga sulit ditelaah isinya.
Kegiatan yang dilakukan selama satu hari ini diikuti oleh 30 peserta yang merupakan perwakilan dari instansi pemerintah, akademisi, serta peneliti dan pegawai BLAJ. Kegiatan ini juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat sesuai anjuran pemerintah. Hadir sebagai narasumber dikegiatan ini adalah Rektor Universitas Lampung Karomani, Plt Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa Sastra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dora Amalia, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Museum Lampung Budi Supriyanto, Ketua Umum MANASSA Munawar Holil.
Teks: Aris W Nuraharjo/ Foto: Heri Setiawan