BLAJ Siap Menyambut Transformasi Organisasi dengan Budaya Kerja Adaptif
  • Humas
  • 1 Mei 2025
  • 8x Dilihat
  • Berita

BLAJ Siap Menyambut Transformasi Organisasi dengan Budaya Kerja Adaptif

BLAJ,Bogor - Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta (BLAJ) menggelar Rapat Kerja bertajuk “Proyeksi Kegiatan Tahun 2025 dalam Peningkatan Kinerja Pegawai” pada Rabu (30/04/2025) di Bogor. Kegiatan ini menjadi forum strategis untuk merancang arah kerja kelembagaan ke depan, menyusun langkah peningkatan kinerja dan rencana taktis, sekaligus menyelaraskan visi kelembagaan dengan dinamika organisasi yang terus berkembang.

Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani, yang hadir dan memberikan arahan, menegaskan pentingnya kesiapan menghadapi perubahan nomenklatur organisasi. Ia menyampaikan bahwa transformasi Badan Litbang dan Diklat menjadi BMBPSDM membawa konsekuensi struktural terhadap satuan kerja di bawahnya, termasuk Balai Litbang Agama.

“Organisasi ke depan harus fleksibel dan relevan. Kita perlu menelusuri kembali kebermaknaan institusi ini, karena perubahan bukan hanya administratif, tetapi juga berkaitan erat dengan budaya kerja yang harus adaptif terhadap tantangan zaman,” tegasnya.

Ali Ramdhani juga menegaskan pentingnya komitmen seluruh pegawai untuk menyelesaikan target-target kerja yang telah dituangkan dalam dokumen perencanaan kinerja lembaga. Seluruh indikator dalam Perjanjian Kinerja (Perkin), Indikator Kinerja Utama (IKU), maupun Indikator Kinerja Individu (IKI), harus dipenuhi secara maksimal. ASN tidak bisa bekerja hanya berdasarkan rutinitas, tetapi harus berbasis pada capaian kinerja yang terukur dan akuntabel.

Analis SDM Aparatur Ahli Madya Biro Otala Luqman Hakim, turut memberikan pandangan bahwa desain kelembagaan baru yang menggantikan fungsi Balai Litbang Agama harus dirancang dengan matang agar tidak tumpang tindih dengan lembaga lain yang sudah ada. Penataan struktur harus tetap memperhatikan koridor kewenangan, terutama terkait fungsi kebijakan yang tidak bisa dijalankan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT), serta posisi UPT yang tidak dapat langsung berada di bawah Sekretariat Jenderal.

“Fungsi pengembangan kebijakan tidak bisa dijalankan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT). Begitu juga UPT tidak bisa langsung berada di bawah Sekretariat Jenderal. Semua harus dikaji secara cermat dan menyeluruh,” ujarnya.

Kepala Balai Litbang Agama Jakarta Irhason, dalam sambutannya menyampaikan bahwa meski dalam situasi transisi dan efisiensi kelembagaan, BLAJ tetap berkomitmen menjaga kualitas pelaksanaan program dan layanan, termasuk melalui diversifikasi kegiatan.

“Sambil menunggu terbentuknya struktur kelembagaan baru, kami terus menjalankan peran strategis lembaga ini. Salah satunya dengan melakukan diversifikasi kegiatan yang menyentuh isu-isu aktual,” ujarnya.

 Salah satu inovasi kegiatan yang digelar adalah talkshow bertema Ekoteologi, bekerjasama dengan Jaringan Gusdurian. Kegiatan ini menjadi refleksi nyata dari semangat kolaboratif lintas sektoral dan komitmen penguatan wawasan keagamaan yang berkelanjutan. Forum ini juga menjadi ruang diskusi yang memperkaya perspektif tentang isu lingkungan dalam bingkai teologi, mencerminkan komitmen lembaga terhadap isu keagamaan yang kontekstual dan multidisipliner.

Melalui rapat kerja ini, Balai Litbang Agama Jakarta menunjukkan kesiapan dan keseriusannya dalam menyambut masa depan organisasi yang dinamis, dengan tetap menjunjung tinggi nilai profesionalitas, efisiensi, dan kontribusi nyata bagi penguatan keagamaan di Indonesia.