BLAJ Akan Teliti Tingkat Literasi Keagamaan Mahasiswa PAI
BLAJ - Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ) akan meneliti tingkat literasi keagamaan mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI). Mengambil tajuk Penelitian Indeks Literasi Keagamaan Mahasiswa di Indonesia Bagian Barat, penelitian ini akan melibatkan sekitar 400 mahasiswa PAI tingkat akhir sebagai responden.
Hal ini disampaikan Peneliti BLAJ Rosadi saat Presentasi Studi Penjajakan Penelitian Literasi Keagamaan Mahasiswa di Perguruan Tinggi Indonesia Bagian Barat, di Jakarta. “Dipilihnya mahasiswa semester terakhir karena mereka sudah mendapat materi kuliah untuk pengajaran di sekolah, sehingga bisa terlihat literasi yang digunakan,” jelas Rosadi, Kamis (09/05) kemarin.
Rosadi menuturkan, penelitian dilakukan untuk melihat sumber-sumber pengetahuan agama yang digunakan mahasiswa PAI dalam memperoleh pengetahuan kegamaan. “Sebagai calon guru agama, kita ingin melihat tingkat dan corak keagamaan buku-buku PAI yang digunakan,” tutur Rosadi.
“Karena kita melihat beberapa hasil yang dirilis lembaga penelitian memperlihatkan ada mahasiswa perguruan tinggi keagamaan terindikasi intolerasi. Benar tidak pengajar atau guru radikal dan intoleran itu karena pengaruh literasi yang mereka gunakan saat kuliah? Nah, ini yang akan kita lihat,” tutur Rosadi di hadapan undangan yang hadir pada presentasi studi penjajakan tersebut.
Kegiatan yang berlangsung satu hari ini diikuti sekitar 70 peserta yang merupakan perwakilan Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi, serta dosen dan mahasiswa perguruan tinggi Islam.
“Masukan dan koreksi dari para pakar dan dosen serta teman-teman mahasiswa sangat penting, sehingga penelitian ini nantinya dapat menghimpun data yang baik dan bisa menjadi bahan rekomendasi institusi terkait,” imbuh Rosadi.
Dia juga mengatakan, materi angket penelitian yang dipresentasikan dalam kegiatan seminar ini telah dilakukan uji penjajakan di empat perguruan tinggi negeri islam di Jawa Barat dan Banten pada awal Mei lalu. Pembahasan preemelentary research penelitian ini juga masuk dalam agenda diskusi.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Seksi Pendidikan Islam Kementerian Agama, Mahrus Elmawa yang hadir sebagai narasumber menyampaikan perlunya penguatan desain operasional (DO) penelitian yang akan dilakukan. “Desain operasional harus bisa menjawab kenapa penelitian ini penting dan harus dilakukan,” ujar Mahrus.
Ia pun berharap karena penelitian dilakukan oleh BLAJ, maka harus bersifat sebagai penelitian kebijakan (policy research) serta harus ditetapkan dengan jelas kepada siapa kebijakan tersebut akan direkomendasikan.
“Rekomendasi untuk menteri tentunya berbeda dengan rekomendasi untuk Dirjen atau Rektor, oleh karena itu perlu dijelaskan sedari awal tujuan rekomendasi ini ditujukan kesiapa?,” pesan Mahrus Elmawa.
Sementara akademisi dari UIN Jakarta Khamami Zada yang juga hadir sebagai narasumber mengatakan penelitian yang akan dilakukan sangat bagus bila semua dipersiapkan secara matang, termasuk metode penelitian dan target hasil penelitian.
Terlebih, menurutnya penelitian yang akan dilakukan bersifat confirmatory factor analysis (CFA) yang membutuhkan pengolahan data statistik untuk menganalisa faktor-faktor yang diperkirakan berpengaruh terhadap literasi keagamaan.
“Dari penelitian sebelumnya, saya menangkap literasi mempengaruhi mahasiswa menjadi konsevatifsme, liberal, moderat, dan radikal. Nah, literasi keagamaan ini mau dihubungkan dengan model-model yang mana? Apakah mau dihubungkan pada konsep keberagamaan yang empat tadi atau apa? Ini harus dijelaskan. Karena seringkali peneliti itu sibuk dengan data, tetapi tidak bisa dikomunasikan dengan konsep teori yang sudah ada,” tutur Khamami Zada yang merupakan dosen fakultas syariah dan hukum. (Teks/foto: Aris W. Nuraharjo)